Selasa, 29 November 2011

Materi tentang Motivasi dan Berakhirnya Usaha

Materi tentang Motivasi dan Berakhirnya Usaha

Definisi Motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan mengapa orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Semakin wirausahawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional. Karena produktivitas dalam semua organisasi adalah hasil dari perilaku anggota organisasi, mempengaruhi perilaku ini adalah kunci bagi wirausahawan untuk meningkatkan produktivitas.

Model Motivasi
Berbagai model yang menguraikan bagai mana motivasi terjadi telah dikembangkan. Tiga dari model tersebut adalah: (1) model kebutuhan-tujuan, (2) model ekspektasi Vroom dan (3) model Porter-lawler.

Model Motivasi Kebutuhan-Tujuan
Model motivasi dan tujuan dimulai dengan perasaan kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasi menjadi perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan. Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang.

Model Ekspektasi Motivasi Vroom
Pada kenyataannya, proses motivasi adalah situasi lebih rumit dibandingkan yang digambarkan oleh model motivasi kebutuhan-tujuan. Model ekspektasi Vroom mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Seperti halnya dengan model kebutuhan-tujuan, model ekspektasi Vroom didasarkan pada premis bahwa kebutuhan yang dirasakan menyebabkan perilaku kemanusian. Akan tetapi, disamping itu model ekspektasi Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan berfluktuasi.

Model Motivasi Porter-Lawler
Porter dan Lawler telah mengembangkan suatu model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih lengkap dibandingkan model kebutuhan-tujuan atau model ekspektasi Vroom. Model motivasi Porter-Lawler ini konsisten dengan dua model sebelumnya dimana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas  bahwa balas jasa tersebut akan menjadi nyata.

Kebutuhan Kemanusiaan
Model motivasi yang dibahas sejauh ini menyatakan bahwa suatu pengertian mendalam motivasi didasarkan pada pengertian mendalam mengenai kebutuhan kemanusiaan. Terdapat beberapa buku bahwa orang-orang pada umumnya memiliki kebutuhan yang kuat untuk mendapatkan respek dari diri sendiri, dari orang lain, promosi, dan pertumbuhan psikologis. Beberapa teori telah dikembangkan untuk membantu wirausahawan lebih mengerti kebutuhan tersebut. Teori-teori tersebut adalah (1) Hirarki kebutuhan Maslow, (2) rangkaian kesatuan kedewsaan-ketidak dewasaan Argyris, dan (3) motif berprestasi McCleland.
 
Uraian Hirarki Kebutuhan
Maslow menyatakanbahwa manusia mempunyai lima kebutuhan dasar: (1) kebutuhan fisiologis, (2) Kebutuhan keamanan, (3) kebutuhan sosial, (4) kebutuhan penghargaan, dan (5) kebutuhan aktualisasi diri. Maslow berteori bahwa kelima kebutuhan dasar tersebut bisa disusun dalam suatu hirarki arti pentingnya atau urutan dimana individu biasanya akan bekerja keras untuk memuaskan kebutuhan tersebut.


Gambar Hirarki kebutuhan Maslow

o       Kebutuhan keamanan adl kebutuhan untuk menjauhkan diri mereka dari bahaya. Bahaya tersebut termasuk juga menghindari kecelakaan tubuh dan bencana ekonomi. Manajemen mungkin akan membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan melalui gaji yang dibayarkan pada karyawan.
o       Kebutuhan sosial termasuk juga keinginan untuk disayangi, kemitraan, dan persahabatan. Secara keseluruhan, kebutuhan tersebut mencerminkan keinginan individu untuk diterima oleh orang lain. Ketika kebutuhan tersebut terpenuhi, perilaku dialihkan pada pemenuhan kebutuhan penghargaan.
o       Kebutuhan harga diri kebutuhan penghargaan adalah keinginan individu untuk mendapat penghormatan dan biasanya dibagi menjadi dua kategori: (1) penghargaan diri dan (2) penghargaan pada orang lain. Sampai kebutuhan penghargaan terpenuhi, individu-individu akan terus termotivasi untuk berperilaku yang berhubungan.
o       Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri adl keinginan untuk memaksimumkan potensi yang dimiliki oleh individu. Contohnya, kepala sekolah SMA yang mencoba memuaskan kebutuhan aktualisasi diri akan bekerja keras menjadi kepala sekolah yang baik. Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkatan tertinggi dari hirarki kebutuhan Maslow.

MOTIVASI PRESTASI MCCLELLAND
Teori lain mengenai kebutuhan kemanusiaan dipusatkan pada kebutuhan untuk berprestasi. Teori ini yang terutama dipopulerkan oleh David Mccleland mendifinisikan kebutuhan berprestasi (need for achivement atau ach) sebagai keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan yang telah dikerjakan sebelumnya. Mccleland mengatakan bahwa pada beberapa orang bisnis kebutuhan untuk berprestasi demikian kuat sehingga ia lebih termotivasi dibandingkan upaya mencapai keuntungan. Untuk memaksimumkan kepuasannya, individu dengan kebutuhan berprestasi yang tinggi cenderung menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri yang adalah merupakan tantangan tetapi bisa dicapai. Walaupun individu-individu tersebut tidak menghindari resiko sepenuhnya, mereka menilai resiko dengan sangat hati-hati. Individu yang termotivasi oleh keinginan berprestasi tidak inggin gagal dan akan menghindari tugas-tugas yang melibatkan terlalu banyak resiko. Individu  dengan keinginan yang rendah untuk berprestasi umumnya menghindari tantangan, tanggung jawab, dan resiko.

Memotivasi Anggota-anggota Organisasi
Orang-orang termotivasi atau menjalankan perilaku untuk memuaskan kebutuhan pribabi mereka. Oleh karena itu, dari sudut pandang manajerial, memotivasi anggota organisasi adalah proses memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan. Mereka sebagai hasil menjalankan perilaku produktif dalam organisasi. Memotivasi adalah satu dari empat aktivitas fungsi mempengaruhi yang saling berhubungan yang dilaksanakan oleh wirausahawan untuk menuntun perilaku anggota organisasi kearah pencapaian tujuan organisasional.


Modifikasi Perilaku
Teori modifikasi perilaku menyatakan bahwa jika seorang wirausahawan ingin memodifikasi perilaku bawahan, dia harus menjamin bahwa konsekuensi yang diinginkan terjadi sebagai akibat perilaku tersebut. Contoh, jika suatu aktivitas tertentu seperti karyawan tiba tepat pada waktunya secara positif dikuatkan, atau diberi penghargaan, probabilitas bahwa para karyawan akan tiba pada waktunya dengan frekuensi yang tinggi akan meningkat. Menurut modifikasi perilaku, penguatan positif dan penguatan negatif, keduanya adalah penghargaan yang meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku akan terus berkelanjutan. Penguatan positif (positif enforcement) adalah konsekuensi yang diininkan dari perilaku, sementara Penguatan negatif (negatif enforcement), adalah hilangnya konsekuensi yang tidak diinginkan dari perilaku.

Berakhirnya usaha
Kepailitan
Banyak usaha baru berakhir dengan kapailitan. Kegagalan ini tentunya sangat menyakitkan bagi para wirausahawan dan terlalu sering bahwa kegagalan tersebut seharusnya bisa dihindari dengan perhatian yang lebih besar pada faktor-faktor tertentu dalam operasi bisnis. Terdapat tiga alternatif bagi badan usaha yang berada pada posisi mendekati kepailitan atau pada posisi tidak mampu membayar kewajiban jangka pendeknya. Tiga alternatif tersebut adalah (a) likuidasi, (b) reorganisasi, dan (c) perpanjangan waktu pembayaran.
a.                   Likuidasi
Kasus kepailitan paling ekstrim adalah ketika wirausahawan secara sukarela atau dengan berat hati harus melikuidasi semua aktivitas usaha yang tidak bisa dibebaskan. Jika wirausahawan mengisi petisi kepailitan secara sukarela, maka ventura wirausahawan tersebut dinyatakan pailit. Biasanya pengadilan akan meminta laporan pendapatan dan pengeluaran lancar.
b.                  Reorganisasi
Reorganisasi merupakan alternatif yang kurang ekstrim dalam kepailitan. Dalam situasi ini pengadilan memberikan waktu dan ”ruang bernafas” kepada usaha ventura untuk membayar hutang-hutangnya. Biasanya situasi ini terjadi karena usaha ventura mempunyai masalah dengan arus kas dan kreditor mulai menekan perusahaan dengan tuntutan hukum, dan lain-lain. Wirausahawan merasa bahwa dengan adanya perpanjangan waktu, bisnis akan bisa mempunyai solvabilitas dan likuiditas yang lebih tinggi untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya.
c.                   Rencana Perpanjangan Waktu Pembayaran
Jika wirausahawan mempunyai pendapatan tetap, bisa dimungkinkan untuk mengajukan perpanjangan waktu pembayaran selama hutang-hutang yang tidak dijamin kurang dari misalnya 10 juta dan hutang-hutang yang dijamin kurang dari 35juta. Dengan ini wirausahawan membuat rencana pembayaran cicilan dari hutang yang belum dilunaskan. Jika disetujui oleh pengadilan, rencana tersebut mengikat kreditor bahwa jika mereka sebelumnya tidak menyetujui pembayaran secara cicilan.

STRATEGI SELAMA REORGANISASI
Biasanya reorganisasi membutuhkan waktu. Selama periode ini, wirausahawan bisa membuat rencana-rencana, menjual rencana pada kreditor yang dijamin, komunikasi dengan kelompok kreditor, dan menghindari penulisan cek yang tidak ada dananya.
Kunci untuk memperbesar proses kepailitan adalah mengikuti kreditor tentang bagaimana bisnis dijalankan dan menekankan arti penting dukungan kreditor selama proses. Perbaikan kredibilitas wirausahawan dengan kreditor akan membantu usaha ventura lepas dari kesulitan finansial tanpa tanda-tanda adanya kegagalan. Mencoba bertemu dengan kelompok kreditor biasanya menimbulkan keributan dan niat jahat. Kontak pertemuan langsung tersebut hendaknya dihindarkan.


MEMPERTAHANKAN OPERASI USAHA
Setiap wirausahawan yang memulai usaha hendaknya memperhatikan kesalahan dari orang lain, sebagaimana halnya dengan proses belajar. Terdapat persyaratan tertentu yang bisa membantu mempertahankan operasi usaha baru dan mengurangi resiko kegagalan. Kita tidak pernah bisa menjamin keberhasilan tetapi kita bisa belajar bagaimana menghindari kegagalan.
Faktor-faktor penting yang bisa mengurangi resiko kegagalan bisnis adalah sebagai berikut:
o       Menghindari optimisme yang berlebih-lebihan ketika bisnis menunjukan keberhasilannya.
o       Senantiasa membuat rencana-rencana pemasaran yang baik dengan tujuan yang jelas.
o       Membuat proyeksi arus kas yang baik dan menghindari kapitalisasi.
o       Selalu berada didepan dalam pasar.
o       Mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditekankan yang mungkin bisa menyebabkan perusahaan berada dalam bahaya.

TANDA-TANDA KEPAILITAN
Wirausaha hendaknya mengetahui tanda-tanda usaha dan lingkungan yang mungkin merupakan peringatan dini kesulitan. Sering wirausaha tidak menyadari apa yang terjadi dan tidak mau menerima hal yang tidak bisa dihindarkan. Beberapa peringatan dini yang merupakan tanda-tanda kepailitan adalah sebagai berikut:
a.       Kelalaian dalam manajemen keuangan, sehingga tak seorangpun yang bisa menjelaskan bagaimana uang dibelanjakan.
b.      Direktur tidak bisa mendokumentasikan dan menjelaskan transaksi-transaksi besar.
c.       Pelanggan diberikan potongan harga tinggi untuk mempercepat pembayaran karena arus kas yang buruk.
d.      kontrak yang diterima dibawah jumlah standar untuk menghasilkan kas.
e.       Bank meminta pelunasan hutang-hutangnya.
f.        Orang-orang penting dalam perusahaan meninggalkan perusahaan.
g.       Kurangnya bahan mentah untuk memenuhi pesanan.
h.       Pajak upah dan gaji tidak dibayarkan.
i.         Pemasok meminta pembayaran secara kontan.
j.        Meningkatnya keluhan pelanggan mengenai kualitas produk/jasa.

Memulai Usaha dari Awal Kembali
Kepailitan dan likuidasi bukanlah akhir dari segala-segalanya bagi wirausahawan. Sejarah menunjukan banyak wirausahawan yang mengalami kegagalan berkali-kali sebelum akhirnya berhasil.
Sesuai dengan karakteristik wirausahawan, kita tahu bahwa kemungkinan besar para wirausahawan akan memulai lagi usahanya bahkan sudah mengalami kegagalan. Para wirausahawan akan belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan, sehingga investor bisa melihat hal yang menguntungkan pada orang-orang yang sebelumya telah gagal, karena mereka menganggap dia tidak akan melakukan yang sama lagi.

SUKSES USAHA
Banyak usaha baru akan dialihkan kepada anggota keluarga. Jika tidak ada anggota keluarga yang tertarik pada usaha tersebut, penting bagi wirausahawan untuk menjual usahanya atau melatih seseorang dalam organisasi untuk mengambil alih.
Sumber dari: Wiratmo, Masyur. Kewirausahaan. Jakarta: Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar